
23 September 2025 — Presiden Prabowo Subianto tampil di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan membawa pesan kuat tentang posisi strategis Indonesia di dunia. Dalam pidato yang mendapat perhatian luas itu, ia menegaskan pentingnya kedaulatan maritim, pembangunan berkelanjutan, dan komitmen terhadap perdamaian global.
Prabowo menyoroti peran Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keamanan laut. Ia menekankan perlunya memperkuat patroli di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif demi mencegah pelanggaran batas wilayah serta praktik ilegal, termasuk penangkapan ikan tanpa izin. Pernyataan ini sejalan dengan data yang menunjukkan peningkatan aktivitas pengawasan laut Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Di hadapan forum internasional itu, Prabowo juga menegaskan komitmen Indonesia terhadap pembangunan yang berkelanjutan. Ia menyampaikan target pemerintah dalam mengurangi emisi gas rumah kaca serta memperbesar peran energi terbarukan. Pemerintah, menurutnya, menargetkan peningkatan kontribusi energi bersih secara signifikan dalam lima tahun ke depan. Prabowo mengingatkan bahwa transisi hijau harus berjalan adil, dan negara berkembang membutuhkan dukungan teknologi serta pembiayaan dari negara maju agar dapat mewujudkan komitmen tersebut.
Selain berbicara mengenai isu domestik, Prabowo menekankan peran Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia. Ia menyoroti konflik bersenjata dan krisis kemanusiaan di sejumlah kawasan, termasuk Timur Tengah dan Afrika, sebagai tantangan yang membutuhkan kerja sama nyata antarnegara. Indonesia, katanya, akan terus menjadi bagian aktif dalam mendorong diplomasi damai, memperkuat misi penjaga perdamaian, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kerangka kerja PBB.
Dalam forum tersebut, Prabowo juga mengajak negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik untuk memperkuat sinergi, baik dalam perdagangan, keamanan, lingkungan hidup, maupun penanggulangan bencana. Ia menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan antara negara maju dan negara berkembang untuk membangun tata dunia yang lebih adil.
Pidato ini memperlihatkan arah diplomasi Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Namun, berbagai tantangan tetap menanti, mulai dari konsistensi kebijakan dalam negeri hingga kebutuhan dukungan finansial dan teknologi untuk mencapai target ambisius di sektor energi bersih. Publik akan menantikan sejauh mana janji-janji yang disampaikan di panggung dunia itu bisa diwujudkan secara nyata.