
sumber : kabar24.bisnis.com
Presiden Jenderal (Purn) Prabowo Subianto melakukan kunjungan resmi ke Abu Dhabi dan bertemu dengan Presiden Uni Emirat Arab, Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Pertemuan yang berlangsung di Presidential Flight pada Jumat, 12 September 2025, menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan bilateral sekaligus membahas isu strategis seputar stabilitas kawasan Timur Tengah.
Dalam suasana penuh keakraban, kedua pemimpin negara menekankan pentingnya kerja sama erat antara Indonesia dan UEA, baik dalam konteks pembangunan nasional maupun peran aktif di kancah global. Diskusi mendalam berlangsung mengenai dinamika geopolitik Timur Tengah yang kian kompleks, dengan penegasan bahwa dialog antarnegara merupakan kunci untuk menjaga perdamaian dan stabilitas jangka panjang.
Pertemuan tersebut tidak hanya berfokus pada isu keamanan, tetapi juga menyentuh penguatan hubungan bilateral di berbagai sektor. UEA menegaskan komitmennya untuk memperluas kemitraan strategis dengan Indonesia, sementara Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia siap berperan sebagai sahabat dan mitra yang dapat diandalkan dalam membangun masa depan yang lebih stabil dan sejahtera.
Turut hadir mendampingi Prabowo dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Letkol Inf Teddy Indra Wijaya. Kehadiran pejabat tinggi ini menegaskan keseriusan Indonesia dalam memperkokoh hubungan diplomatik dengan UEA.
Kunjungan Prabowo ke Abu Dhabi juga merupakan rangkaian dari agenda diplomasi yang lebih luas, setelah sebelumnya melakukan pertemuan dengan Emir Qatar, Syekh Tamim bin Hamad Al-Thani di Doha. Rangkaian kunjungan ini menunjukkan konsistensi Indonesia dalam memainkan peran diplomasi aktif, khususnya dalam mendorong terciptanya stabilitas di kawasan yang sarat tantangan geopolitik.
Di tengah situasi Timur Tengah yang terus bergejolak, pertemuan Prabowo dan MBZ menjadi simbol penting diplomasi persahabatan sekaligus langkah konkret dalam membangun jembatan dialog. Hubungan strategis Indonesia-UEA dipandang sebagai modal besar dalam menghadapi dinamika global, baik dari sisi keamanan, politik, maupun penguatan kemitraan ekonomi yang berorientasi pada masa depan.