
Jakarta, 2 Desember 2024 – Kanker endometrium, yang berasal dari lapisan dalam rahim, kini semakin menjadi perhatian medis karena peningkatan kasus yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, serta obesitas, menjadi faktor risiko utama yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker endometrium.
Kanker endometrium adalah jenis kanker yang paling umum pada wanita setelah kanker payudara dan ovarium. Penyakit ini seringkali tidak terdeteksi pada tahap awal, sehingga menambah tantangan dalam penanganannya. Salah satu faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko kanker ini adalah ketidakseimbangan hormon, terutama tingginya kadar estrogen tanpa diimbangi dengan progesteron. Gaya hidup yang tidak sehat, seperti obesitas dan pola makan tinggi lemak jenuh, diyakini dapat meningkatkan produksi estrogen dalam tubuh, yang akhirnya berisiko memicu pertumbuhan sel-sel kanker pada lapisan rahim.
Faktor Risiko Gaya Hidup Tidak Sehat
Menurut Dr. Andi Wira, seorang ahli onkologi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, gaya hidup yang buruk, seperti pola makan yang tidak seimbang dan kurang olahraga, sangat berhubungan dengan peningkatan berat badan dan obesitas. Kondisi ini dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh, yang berujung pada peningkatan risiko kanker endometrium.
“Obesitas mengarah pada peningkatan produksi estrogen karena lemak tubuh dapat menghasilkan hormon ini. Kadar estrogen yang tinggi dan tidak seimbang dengan progesteron dapat merangsang lapisan endometrium untuk tumbuh lebih tebal, meningkatkan risiko terjadinya perubahan sel yang berpotensi menjadi kanker,” jelas Dr. Andi.
Selain itu, kebiasaan merokok, kurangnya konsumsi makanan kaya serat, dan konsumsi alkohol yang berlebihan juga dapat berkontribusi pada meningkatnya risiko kanker endometrium. Makanan yang tinggi gula dan lemak trans, serta gaya hidup yang menghindari aktivitas fisik, dapat memperburuk kondisi metabolisme tubuh dan memengaruhi keseimbangan hormon, yang pada akhirnya memperbesar peluang terkena kanker.
Pencegahan dan Deteksi Dini
Meskipun gaya hidup tidak sehat menjadi salah satu penyebab utama kanker endometrium, para ahli menekankan pentingnya deteksi dini untuk meminimalisir risiko dan meningkatkan kesembuhan. Pemeriksaan rutin seperti pap smear dan USG transvaginal sangat dianjurkan bagi wanita yang memiliki faktor risiko tinggi, terutama bagi mereka yang memasuki masa menopause atau memiliki riwayat keluarga dengan kanker endometrium.
Selain itu, perubahan gaya hidup yang lebih sehat dapat membantu mengurangi risiko kanker ini. Menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, mengonsumsi makanan yang kaya serat, serta menghindari konsumsi alkohol dan rokok adalah langkah-langkah penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan mencegah kanker endometrium.
Dr. Andi Wira juga mengingatkan pentingnya untuk mengurangi stres dan menjaga kesehatan mental, karena stres kronis dapat memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. “Perubahan gaya hidup ini bukan hanya bermanfaat untuk mencegah kanker endometrium, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan,” tambahnya.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gaya hidup sehat, diharapkan masyarakat dapat mengurangi faktor risiko dan meningkatkan deteksi dini untuk kanker endometrium, demi mencapai pencegahan yang lebih efektif dan kualitas hidup yang lebih baik.