
Oplus_131072
Gaza, 2 Juli 2025 – Dunia kembali berduka atas gugurnya salah satu tokoh kemanusiaan di Jalur Gaza. dr. Marwan Al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, syahid dalam serangan udara yang dilancarkan Israel di kawasan Tal Al-Hawa, sebelah barat daya Kota Gaza.
Serangan tersebut menghantam kediaman dr. Marwan dan menewaskan sembilan anggota keluarganya, termasuk istri dan anak-anak beliau. Rumah yang dihuni keluarga dr. Marwan luluh lantak, dan hanya kamar tempat beliau berada yang hancur total akibat hantaman rudal. Putrinya, Lubna Al-Sultan, menyatakan bahwa serangan tersebut secara langsung menargetkan kamar ayahnya.
“Rudal itu tepat mengenai kamar tempat ayah saya berada. Semua kamar lainnya utuh. Ayah saya bukan pejuang bersenjata, dia hanya seorang dokter yang mencintai pasien-pasiennya dan menjalankan tugas kemanusiaan di tengah perang,” ungkap Lubna dalam wawancara dengan Associated Press.
Siapa dr. Marwan Al-Sultan?
dr. Marwan Al-Sultan adalah seorang dokter spesialis kardiologi intervensi yang telah lama berkiprah di dunia medis di Gaza. Beliau dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi, sabar, dan teguh dalam menjalankan misi kemanusiaan, khususnya sejak menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
RSI Gaza dibangun oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia bersama rakyat Indonesia melalui donasi publik, dan menjadi salah satu rumah sakit terdepan dalam pelayanan kesehatan di tengah blokade dan agresi militer Israel. dr. Marwan memimpin RSI dengan penuh semangat, bahkan ketika rumah sakit tersebut beberapa kali menjadi target serangan militer.
Reaksi dan Duka Cita
MER-C Indonesia, sebagai pihak yang membangun RSI Gaza, menyampaikan belasungkawa mendalam atas syahidnya dr. Marwan. Melalui pernyataan resmi, MER-C menyebut kehilangan ini sebagai duka mendalam bagi dunia kemanusiaan.
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah beliau dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya. Gugurnya dr. Marwan adalah kehilangan besar bagi perjuangan kemanusiaan di Palestina,” tulis MER-C dalam keterangannya.
Pemerintah Indonesia juga turut menyampaikan belasungkawa dan kecaman atas serangan yang menewaskan tenaga kesehatan sipil. Kementerian Luar Negeri RI menegaskan pentingnya perlindungan terhadap fasilitas kesehatan dan tenaga medis di zona konflik, serta menyerukan gencatan senjata segera dan investigasi independen atas serangan ini.
Situasi Terkini dan Dampaknya
Serangan terhadap dr. Marwan dan keluarganya menambah panjang daftar korban dari kalangan tenaga medis di Gaza. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa puluhan rumah sakit dan klinik telah hancur atau tidak berfungsi akibat agresi militer yang terus berlangsung. Gugurnya dr. Marwan menjadi simbol betapa rapuhnya perlindungan terhadap tenaga medis dalam konflik ini.
Kini, Rumah Sakit Indonesia di Gaza tidak lagi beroperasi karena kerusakan parah akibat rentetan serangan sebelumnya. Padahal RSI menjadi salah satu fasilitas medis vital di Jalur Gaza yang melayani ribuan pasien setiap bulannya.