
MALANG — Persib Bandung berhasil mengukir catatan gemilang setelah mengalahkan Arema FC dengan skor tipis 1-2 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Senin (22 September 2025), dalam lanjutan pekan keenam BRI Super League. Kemenangan ini terasa istimewa karena diraih meski Persib harus bermain dengan sepuluh orang di babak kedua.
Jalannya Pertandingan
Arema FC membuka keunggulan lebih dulu pada menit ke-12. Umpan matang Paulinho Moccelin disambut sundulan Matheus Blade yang sukses mengecoh kiper Teja Paku Alam. Gol cepat tersebut membuat tuan rumah lebih percaya diri dalam mengendalikan permainan.
Persib sempat mendapat peluang emas melalui sundulan Ramon Tanque pada menit ke-28, namun bola hanya mengenai mistar gawang. Hingga babak pertama berakhir, skor tetap bertahan 1-0 untuk keunggulan Singo Edan.
Memasuki babak kedua, Persib tampil lebih agresif. Usaha mereka membuahkan hasil pada menit ke-59 ketika Uilliam Barros berhasil menyamakan kedudukan setelah menerima umpan mendatar Andrew Jung. Gol tersebut membangkitkan semangat Maung Bandung untuk terus menekan.
Namun, ujian berat datang pada menit ke-63. Bek Persib, Frans Putros, diganjar kartu merah langsung akibat pelanggaran keras. Persib terpaksa melanjutkan pertandingan dengan sepuluh pemain. Situasi ini membuat Arema mencoba kembali mengambil alih kendali permainan, tetapi pertahanan Persib tampil disiplin.
Drama sesungguhnya terjadi di masa tambahan waktu. Pada menit 90+4, tendangan sudut William Marcilio disambut sundulan Federico Barba. Bola meluncur deras ke gawang Adi Satryo dan memastikan kemenangan dramatis Persib dengan skor akhir 1-2. Stadion Kanjuruhan pun terbungkam oleh gol penentu tersebut.
Dampak Klasemen
Kemenangan ini mengangkat posisi Persib ke peringkat 4 klasemen sementara Super League 2025/2026 dengan koleksi 10 poin dari enam laga. Sementara itu, Arema FC harus rela turun ke peringkat 8 dengan 8 poin.
Kemenangan Persib di Malang bukan hanya sekadar tiga poin, tetapi juga bukti ketangguhan mental juara. Bermain di bawah tekanan dan dengan sepuluh pemain, Maung Bandung tetap menunjukkan semangat pantang menyerah. Gol telat Federico Barba menjadi simbol bahwa dalam sepak bola, perjuangan hingga detik terakhir selalu bisa mengubah segalanya.