suaralembang.com – BANDUNG – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Jawa Barat, Drs. H. Kusmana Hartadji, menyampaikan harapan besar agar peran perpustakaan dapat disosialisasikan lebih luas melalui jaringan pesantren di Jawa Barat. Menurutnya, pesantren memiliki kekuatan moral, sosial, dan kultural yang sangat strategis untuk menjadi mitra dalam mengembangkan gerakan literasi berbasis nilai-nilai keilmuan dan kebangsaan.
Kusmana menilai bahwa perpustakaan dapat menjadi jembatan penting dalam membangun budaya membaca dan menulis di lingkungan pesantren. Ia mendorong agar setiap pesantren di Jawa Barat memiliki ruang literasi yang aktif dan terhubung dengan perpustakaan daerah. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperluas akses pengetahuan bagi santri dan masyarakat sekitar, sekaligus memperkuat tradisi keilmuan Islam yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
Lebih jauh, Kusmana menegaskan bahwa gerakan ini juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan semangat literasi di luar ilmu kitab agama, agar para santri memiliki wawasan yang lebih luas dan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi. “Kita ingin pesantren menjadi ruang inklusi pengetahuan yang terbuka, tempat para santri tidak hanya memahami ilmu agama tetapi juga menumbuhkan literasi sosial, ekonomi, dan digital yang akan mendorong perubahan positif di masyarakat,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan literasi yang inklusif di lingkungan pesantren akan menjadi motor penggerak perubahan menuju masyarakat yang lebih cerdas, produktif, dan berdaya. Melalui kolaborasi antara Dispusipda Jabar dan pesantren, Kusmana berharap gerakan literasi santri dapat menjadi bagian dari transformasi budaya baca di Jawa Barat — mengakar dari nilai-nilai pesantren namun menembus batas-batas ilmu, membuka cakrawala baru bagi generasi literat masa depan.