
Dalam dinamika ekonomi nasional, angka-angka sering kali menjadi bahasa paling jujur yang berbicara lebih keras daripada pidato. Di balik tabel, grafik, dan laporan fiskal, terdapat strategi sunyi yang dirancang Kementerian Keuangan untuk menjaga fondasi ekonomi Indonesia tetap kokoh. Kebijakan yang lahir dari perhitungan matang ini tidak selalu terlihat oleh publik, namun dampaknya mengalir langsung pada ketahanan ekonomi bangsa.
Di bawah kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa, Kementerian Keuangan menekankan peran fiskal sebagai jangkar stabilitas di tengah gejolak global. Inflasi yang dipicu oleh krisis pangan dan energi, fluktuasi harga komoditas, hingga ketidakpastian pasar keuangan internasional, semuanya menuntut ketegasan langkah dalam menjaga keseimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Data APBN 2025 mencatat proyeksi belanja negara mencapai lebih dari Rp3.400 triliun dengan prioritas pada sektor pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial, serta infrastruktur strategis. Di sisi lain, penerimaan negara ditargetkan tumbuh melalui optimalisasi perpajakan, peningkatan kepatuhan wajib pajak, serta perluasan basis pajak digital. Pemerintah juga tetap menjaga rasio defisit pada kisaran 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sejalan dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara.
Langkah-langkah kebijakan pun tidak sekadar teknis, melainkan strategis. Penyesuaian subsidi energi, yang meski seringkali tidak populer, tetap dijalankan agar ruang fiskal tidak terkuras hanya pada konsumsi jangka pendek. Penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) terus dioptimalkan untuk pembiayaan kreatif, dengan tetap menjaga rasio utang di bawah ambang batas aman 40% dari PDB. Strategi ini memberi ruang bagi pemerintah untuk tetap melanjutkan pembangunan tanpa mengorbankan kredibilitas fiskal di mata investor.
Selain itu, dana transfer ke daerah diarahkan untuk memperkuat program prioritas seperti pengentasan kemiskinan ekstrem, pemerataan pembangunan desa, serta peningkatan ketahanan pangan nasional. Dengan pendekatan ini, Kementerian Keuangan memastikan bahwa keuangan negara tidak hanya digunakan untuk menekan defisit, tetapi juga menciptakan nilai tambah bagi masyarakat luas.
Di saat publik mungkin lebih sibuk memantau harga kebutuhan pokok di pasar, kementerian ini bekerja dalam diam menjaga keseimbangan makroekonomi. Angka inflasi yang terkendali di kisaran target 3±1%, pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan stabil pada 5%, serta cadangan devisa yang terjaga menjadi bukti bahwa strategi fiskal dijalankan dengan presisi.
Ketika angka-angka berbicara, ia menyingkap lebih dari sekadar data. Di sana tercermin keputusan, kebijakan, dan strategi jangka panjang yang menentukan arah bangsa. Dalam kesunyian langkahnya, Kementerian Keuangan di bawah pengawalan Purbaya Yudhi Sadewa tengah merajut jaring pengaman ekonomi yang akan menjadi penentu masa depan Indonesia.