
Paris, 15 September 2025 – Pemerintah Prancis mengumumkan serangkaian langkah strategis dalam dokumen Revue nationale stratégique 2025, yang mencerminkan kesiapan negara tersebut menghadapi ancaman berskala tinggi di Eropa dan untuk memperkuat pertahanan nasional menjelang 2030. Strategi ini tidak berbicara tentang rencana untuk memulai perang, melainkan kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan konflik dari luar negeri, intervensi hibrida, maupun ancaman dalam bentuk non-konvensional.
Dalam dokumen tersebut ditegaskan bahwa Rusia dipandang sebagai ancaman utama terhadap kepentingan Prancis dan Eropa. Meskipun peluang terjadinya perang konvensional besar-besaran di daratan Prancis dianggap kecil, kemungkinan serangan terhadap negara tetangga, operasi militer di wilayah seperti Ukraina, Moldova, atau Balkan, serta aksi pengadukan keamanan melalui perang hibrida, siber, dan disinformasi dianggap nyata. Pemerintah Prancis menyadari bahwa ancaman bisa datang bersamaan di beberapa front dan bahwa ketergantungan terhadap aliansi luar perlu dilengkapi dengan kemandirian strategis.
Untuk menanggapi hal ini, Prancis menetapkan beberapa prioritas utama: menggandakan anggaran pertahanan tahun 2017-2027, memperkuat alat dan personel cadangan, memperbarui kemampuan nuklir sebagai bagian dari kebijakan pencegahan, meningkatkan kerjasama militer dengan sekutu di Eropa untuk membangun pilar pertahanan yang lebih kokoh, dan memperluas fokus ancaman ke domain non-tradisional seperti siber, ruang angkasa, ekonomi, dan informasi.
Selain itu, Paris telah memerintahkan kesiapan sistem kesehatan sipil untuk menghadapi kemungkinan korban perang, termasuk dari luar negeri, sebagai bagian dari konsekuensi konflik besar. Upaya ini mencakup pelatihan, koordinasi sipil-militer, serta penguatan basis logistik dan dukungan untuk mobilisasi nasional.
Presiden Emmanuel Macron dan pemerintahannya tidak menyebutkan keinginan agresif melakukan perang melainkan menekankan konsep pencegahan, respons, dan deteren sebagai pusat kebijakan keamanan. Sementara anggaran pertahanan akan meningkat secara nyata, pemerintah juga dihadapkan pada tantangan fiskal dan politik: defisit anggaran yang tinggi, kebutuhan akan pengorbanan dalam anggaran domestik, dan persaingan politik dalam menentukan prioritas pengeluaran negara.
Dengan evolusi geopolitik yang dipercepat, dokumen strategis ini menempatkan Prancis tidak hanya sebagai aktor defensif, tetapi juga sebagai kekuatan yang diarahkan untuk menjaga keamanan Eropa melalui kerjasama dan ketahanan internal. Strategi ini mencerminkan “perang persiapan”, dalam arti kesiapsiagaan menyeluruh, bukan perang aktif yang direncanakan untuk memulai konfrontasi.