
Jakarta, (9/7) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama tengah mengkaji opsi penggunaan jalur laut sebagai alternatif transportasi ibadah haji dan umrah. Gagasan ini disampaikan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 9 Juli 2025.
“Ke depan, kami melihat jalur laut sangat prospektif untuk penyelenggaraan umrah dan haji. Kami juga sudah membicarakan hal ini dengan beberapa pejabat di Arab Saudi,” ujar Menag Nasaruddin seperti dikutip dari Pikiran Rakyat dan Kompas.
Mengapa Jalur Laut?
Menurut Menag, ada beberapa alasan mengapa moda transportasi laut mulai dilirik:
Lebih Ekonomis: Biaya haji dan umrah lewat kapal laut diyakini akan jauh lebih terjangkau dibandingkan transportasi udara.
Infrastruktur Mendukung: Pemerintah tengah memetakan pelabuhan-pelabuhan yang bisa digunakan, seperti Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Belawan.
Jangkauan Lebih Luas: Moda laut bisa dimanfaatkan tidak hanya oleh jamaah Indonesia, tetapi juga negara-negara Asia Tenggara lain seperti Malaysia, Brunei, dan Filipina.
Pengalaman Spiritual: Perjalanan laut yang memakan waktu lebih panjang dapat dimanfaatkan sebagai media edukasi dan pembinaan rohani jamaah, mirip seperti tradisi perjalanan haji tempo dulu.
Masih Tahap Pembahasan
Meskipun ide ini mendapat respons positif dari sejumlah kalangan, Menag menegaskan bahwa wacana ini masih dalam tahap awal dan belum menjadi kebijakan resmi. Saat ini, Kemenag tengah mengidentifikasi:
Kesiapan pelabuhan embarkasi dan armada kapal, Standar keamanan dan kesehatan selama pelayaran panjang, Protokol kerja sama lintas negara, termasuk izin masuk ke Pelabuhan Jeddah, Potensi kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pelni, serta swasta dalam penyediaan kapal.
Dukungan dari Arab Saudi
Pihak Arab Saudi disebut menyambut baik ide ini, sejalan dengan semangat modernisasi dan diversifikasi pelayanan haji dan umrah yang tengah digaungkan oleh Kerajaan. Pemerintah Saudi saat ini terbuka terhadap berbagai inovasi, termasuk digitalisasi dan pengembangan skema perjalanan dari berbagai negara muslim.
Tantangan dan Potensi
Tantangan utama saat ini adalah penyesuaian regulasi internasional, durasi perjalanan laut yang memakan waktu lebih lama, dan kesiapan fasilitas medis serta logistik selama pelayaran.
Namun, jika berhasil direalisasikan, jalur laut dapat menjadi terobosan penting untuk:
Menurunkan antrean haji, Memperluas akses ibadah umrah bagi kalangan menengah ke bawah, Menghidupkan kembali sejarah pelayaran jamaah haji seperti pada masa awal Islam dan era kolonial.
Saat ini masih wacana, namun semangat untuk membuka alternatif perjalanan ibadah yang lebih terjangkau dan inklusif mulai digagas secara serius oleh pemerintah.