
Bandung – Kota Kembang kini menyandang predikat baru yang tidak membanggakan. Berdasarkan laporan TomTom Traffic Index 2024, Bandung dinobatkan sebagai kota termacet di Indonesia, bahkan menempati posisi ke-12 kota paling macet di dunia. Warga Bandung kini harus menghadapi kenyataan pahit: rata-rata waktu tempuh sejauh 10 kilometer mencapai 32 menit 37 detik.
Laporan tersebut menempatkan Bandung di atas Medan, Palembang, Surabaya, dan bahkan Jakarta, yang selama ini dikenal luas sebagai kota dengan kemacetan parah. Jakarta sendiri kini berada di posisi kelima, dengan rata-rata waktu tempuh 25 menit 31 detik per 10 kilometer.
Tak hanya itu, masyarakat Bandung disebut kehilangan sekitar 108 jam setiap tahunnya hanya untuk terjebak di kemacetan. Angka ini menggambarkan besarnya dampak kerugian waktu, produktivitas, dan kualitas hidup yang harus ditanggung oleh warga kota.
Penyebab Kemacetan
Beberapa faktor utama yang menyebabkan kemacetan parah di Bandung antara lain:
Kepadatan kendaraan pribadi yang sangat tinggi, mencapai lebih dari 2,3 juta unit untuk jumlah penduduk sekitar 2,6 juta jiwa.
Terbatasnya infrastruktur jalan, yang tidak mampu mengimbangi pertumbuhan kendaraan.
Minimnya penggunaan transportasi publik, di mana hanya sekitar 13 persen warga Bandung yang memanfaatkan angkutan umum.
Langkah Pemerintah Kota
Menanggapi kondisi ini, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, mengakui bahwa menambah ruas jalan bukanlah solusi yang mudah dilakukan. Pemerintah Kota Bandung kini tengah mengupayakan beberapa langkah strategis, di antaranya:
Percepatan pembangunan Flyover Nurtanio, yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi mengurai kemacetan di wilayah utara Bandung.
Pengembangan sistem transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT), yang direncanakan akan membutuhkan sekitar 400 unit bus dan dana operasional sebesar Rp300 miliar per tahun.
Farhan juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah ini secara sistemik.
Perbandingan dengan Jakarta
Sementara itu, Jakarta justru menunjukkan perbaikan signifikan dalam hal kemacetan. Berkat pengembangan transportasi publik seperti MRT, LRT, dan integrasi TransJakarta, ibu kota berhasil turun dari posisi teratas sebagai kota termacet di Indonesia.
Gubernur Jakarta saat ini, Pramono Anung, menyatakan bahwa pembangunan sistem transportasi massal secara konsisten menjadi kunci menurunnya tingkat kemacetan di Jakarta.
Kemacetan di Bandung kini menjadi persoalan serius yang memerlukan perhatian dan penanganan segera. Tanpa solusi yang berkelanjutan dan terintegrasi, dampak sosial dan ekonomi dari kemacetan diprediksi akan semakin memburuk. Pemerintah Kota Bandung diharapkan mampu mempercepat transformasi sistem transportasi demi mengembalikan kelayakan mobilitas warga dan kenyamanan kota.