
Tehran, 24 Juni 2025 – Ribuan warga Iran dari berbagai lapisan masyarakat berkumpul di Lapangan Revolusi (Revolution Square), mengekspresikan persatuan nasional, penghormatan terhadap para syuhada (martir), dan merayakan gagalnya invasi gabungan Israel–Amerika Serikat ke wilayah Iran.
Massa hadir dengan membawa bendera Iran serta spanduk bertuliskan slogan seperti “Death to America” dan “Death to Israel”, menunjukkan ketegasan sikap menolak intervensi asing¹. Mereka juga melakukan aksi bakar bendera AS dan Israel sebagai simbol penolakan, sambil menyanyikan slogan revolusioner yang menegaskan loyalitas kepada rezim dan kepemimpinan ulama².
Acara ini dipicu oleh eskalasi militer baru-baru ini: serangkaian serangan udara Israel, yang sempat membidik infrastruktur militer dan fasilitas nuklir Iran. Iran merespons dengan peluncuran rudal balistik ke wilayah Israel, mengakibatkan ratusan korban di kedua pihak³. Meski begitu, tekanan militer gabungan tidak berhasil menduduki wilayah Iran, dan Rezolusi “gagal” tersebut disambut sebagai keberhasilan diplomasi dan militansi negara⁴.
Dalam pidato di Lapangan Revolusi, sejumlah tokoh ulama menegaskan bahwa penyatuan nasional ini menunjukkan bahwa tekanan eksternal justru memperkuat martabat dan solidaritas rakyat Iran. Mereka juga menyebut aksi itu sebagai bentuk penghormatan kepada para martir yang gugur dalam mempertahankan kedaulatan negara.
Secara internasional, reaksi beragam muncul: Iran menerima dukungan diplomatik dari beberapa negara mitra seperti Rusia, China dan Pakistan yang menyerukan de-eskalasi dan penghormatan terhadap wilayah negara.