
Kasus diabetes pada anak-anak di Kota Surabaya menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Dalam beberapa tahun terakhir, angka penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 di kalangan anak-anak semakin meningkat, menjadi perhatian utama bagi sektor kesehatan di kota ini. Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa gaya hidup yang tidak sehat serta pola makan yang buruk menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap lonjakan kasus ini.
1. Peningkatan Kasus yang Signifikan
Menurut data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, tercatat peningkatan jumlah anak yang menderita diabetes, terutama pada usia sekolah dasar hingga remaja. Dari tahun ke tahun, angka penderita diabetes tipe 1 yang umumnya terdiagnosis sejak usia dini, serta diabetes tipe 2 yang lebih banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, menunjukkan tren yang semakin mengkhawatirkan. Pada tahun 2023 saja, lebih dari 500 anak di Surabaya tercatat menderita diabetes, angka yang melonjak hampir 20% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Pola Makan yang Tidak Sehat dan Kurangnya Aktivitas Fisik
Salah satu faktor utama yang dianggap berperan besar dalam meningkatnya kasus diabetes pada anak adalah pola makan yang tidak sehat. Konsumsi makanan cepat saji, tinggi gula, dan rendah serat menjadi kebiasaan yang semakin populer di kalangan anak-anak. Ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik, karena banyaknya anak yang lebih sering menghabiskan waktu di depan layar gadget, kondisi ini memperburuk masalah kesehatan mereka.
“Diabetes tipe 2, yang sebelumnya lebih umum terjadi pada orang dewasa, kini mulai banyak ditemukan pada anak-anak karena pola makan yang buruk dan kurangnya olahraga,” ujar dr. Maria Rahayu, seorang spesialis anak di Rumah Sakit Umum Surabaya.
3. Dampak dari Keterlambatan Diagnosis
Sayangnya, banyak orang tua yang terlambat menyadari gejala diabetes pada anak mereka. Gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, penurunan berat badan yang drastis, dan mudah merasa lelah sering dianggap remeh atau disalahartikan sebagai masalah kesehatan ringan. Padahal, diabetes yang tidak terdiagnosis atau tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti gangguan penglihatan, kerusakan ginjal, hingga masalah jantung.
4. Upaya Pemerintah dan Masyarakat untuk Menanggulangi
Pemerintah Kota Surabaya bersama dengan berbagai organisasi kesehatan telah meningkatkan kampanye edukasi mengenai pentingnya pola makan sehat dan aktifitas fisik yang cukup untuk anak-anak. Kampanye ini melibatkan sekolah-sekolah, rumah sakit, serta pusat kesehatan masyarakat untuk memberikan informasi yang tepat mengenai pencegahan dan penanganan diabetes pada anak.
Selain itu, berbagai program seperti penyuluhan kepada orang tua, pemeriksaan kesehatan berkala, dan kegiatan olahraga untuk anak-anak juga digalakkan untuk menanggulangi peningkatan kasus diabetes. Beberapa sekolah juga telah mulai menyusun menu makanan sehat dan mengurangi konsumsi makanan manis di kantin sekolah.
5. Perlunya Keterlibatan Orang Tua
Di sisi lain, para ahli kesehatan menekankan pentingnya peran orang tua dalam menjaga pola makan dan gaya hidup anak-anak. Orang tua diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih makanan untuk anak-anak mereka dan lebih sering mengajak anak bergerak aktif. “Keterlibatan orang tua sangat penting dalam mencegah diabetes. Dengan memberikan contoh pola hidup sehat dan memantau asupan makanan, orang tua bisa membantu anak-anak menghindari risiko diabetes,” tambah dr. Rahayu.

Kesimpulan
Peningkatan kasus diabetes pada anak di Kota Surabaya merupakan masalah kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Faktor gaya hidup yang tidak sehat, ditambah dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya pola makan dan olahraga, memperburuk situasi ini. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya bersama antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua untuk menanggulangi masalah ini, dengan harapan dapat menurunkan angka penderita diabetes pada anak dan mencegah dampak jangka panjang bagi generasi mendatang.